Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Transportasi Umum di Aceh Tinggal Kenangan

Dishub Aceh.

Transportasi Umum di Aceh Tinggal Kenangan - Sejak dilanda tsunami dahsyat pada tahun 2004, Kota Banda Aceh telah mengalami transformasi signifikan dalam sektor transportasi. Pemerintah setempat berupaya membangun kembali infrastruktur yang hancur dan mengembangkan sistem transportasi yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warganya.

Pengembangan Transportasi di Banda Aceh

Salah satu inisiatif penting adalah peluncuran layanan bus rapid transit (BRT) bernama Trans Koetaradja pada tahun 2016. Layanan ini bertujuan menyediakan angkutan massal yang efisien dan nyaman bagi masyarakat. Sejak awal operasinya, Trans Koetaradja menawarkan layanan gratis yang didanai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA). Hal ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meringankan biaya transportasi harian masyarakat

Pada tahun 2024, Trans Koetaradja mengoperasikan 59 unit bus yang melayani sepuluh rute berbeda. Koridor 1, dengan rute Mesjid Raya Baiturrahman – Darussalam, menjadi yang paling populer, melayani 401.056 penumpang dari total 956.084 penumpang sepanjang tahun tersebut. Keberhasilan ini menjadikan Trans Koetaradja sebagai contoh sukses pembangunan transportasi umum di kota non-metropolitan.

Penghentian Operasional Sementara

Namun, pada awal Januari 2025, layanan Trans Koetaradja dihentikan sementara karena berakhirnya kontrak kerja dengan penyedia layanan. Selama masa penghentian ini, Dinas Perhubungan Aceh melakukan pengecekan teknis terhadap seluruh armada untuk memastikan kelaikan jalan bus sebelum kembali beroperasi. Penghentian ini mendapat perhatian besar dari masyarakat yang berharap layanan segera dilanjutkan.

Kenangan Pertama Menggunakan Trans Koetaradja

Bagi banyak warga Banda Aceh, pengalaman pertama menggunakan Trans Koetaradja meninggalkan kesan mendalam. Setelah tsunami 2004, kota ini tidak memiliki moda transportasi bus yang memadai. Kehadiran Trans Koetaradja pada tahun 2016 menjadi angin segar, menawarkan alternatif transportasi yang aman, nyaman, dan gratis. Banyak yang menjadikan layanan ini sebagai pilihan utama untuk bepergian, terutama karena rutenya yang menjangkau area strategis di kota.

Masa Depan Transportasi Banda Aceh

Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan transportasi umum. Pada tahun 2025, Dinas Perhubungan Aceh berencana mengkaji kebutuhan transportasi umum di sejumlah kabupaten/kota serta menerapkan layanan digital pada Trans Koetaradja. Selain itu, alokasi anggaran sebesar Rp458,8 miliar pada tahun 2023 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan sektor transportasi di provinsi ini.

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan Banda Aceh dapat memiliki sistem transportasi yang modern, efisien, dan berkelanjutan, memenuhi kebutuhan mobilitas warganya dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Posting Komentar untuk "Transportasi Umum di Aceh Tinggal Kenangan"